Sabtu, 12 Februari 2022

SISTEM INFORMASI DAKWAH

 


Sistem Informasi Dakwah | Nursanti2006's Blog

SISTEM INFORMASI DAKWAH

Cara baru meningkatkan Mutu Pendidikan di Muhammadiyah

 

          Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Meningkatkan mutu pendidikan, berarti juga meningkatkan mutu guru. Meningkatkan mutu guru bukan hanya kesejahteraannya, tetapi juga keprofesionalitasnya. Pelaksanaan undang-undang guru dan dosen menjamin memiliki yaitu mengangkat martabat guru, kewajiban guru, kompetensi guru. Kompetensi profesional guru di MTs Muhammadiyah Tallo, secara administratif sudah dilaksanakan, ini dilihat dari  guru yang sudah mengikuti proses sertifikasi  dan dinyatakan lulus  sebagai guru profesional di bidangnya masing-masing. Namun, secara fungsional belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dalam melaksanakan tugasnya masih ada guru yang belum menguasai materi secara  mendalam, sehingga dalama proses pembelajaran tidak terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terjadi karena penguasaan terhadap kompetensi dasar guru belum dipahami baik terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi professional.

          Pengetahuan guru di MTs Muhammadiyah Tallo tentang profesionalitas masih sangat terbatas, mengacu kepada Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu, sehingga masih perlu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan  pengetahuan guru terhadap kompetensi dasar yang harus di miliki, untuk meningkatkan mutu pendidikan di MTs muhammadiyah Tallo.   

          Upaya peningkatan profesionalitas guru di MTs Muhammadiyah Tallo dilaksanakan  melalui pelatihan, seminar, diskusi MGMP,  KKG, dan kelompok kerja madrasah (KKM)  serta pendidikan lanjutan, yakni guru diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan guru yang dalam kategori  diploma diizinkan untuk melanjutkan pendidikan strata satu dan bagi guru dengan S1 diizinkan untuk melanjutkan pendidikan pada pascasarjana.

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.   A. DEFENISI SISTEM

a.      Pengertian Sistem Informasi

Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Adapun sistem informasi adalah suatu sistem yang mampu menyediakan informasi guna mendukung operasi dalam suatu organisasi yang bermanfaat bagi penggunanya. sedangkan organisasi dakwah adalah wadah kerja sama untuk menanamkan kebaikan dan kebenaran prinsip yang universal yang dilakukan dan mencegah hal-hal secara fitrah ditolak dan diingkari oleh dua orang atau lebih yang memiliki keterkaitan untuk mencapai tujuan bersama. Sistem secara sederhana dapat didefenisikan sebagai suatu kumpulan objek–objek yang terangkai dalam interaksi dan saling ketergantungan yang teratur.

Ada beberapa pendapat mengenai system :

-         1. LOWDING VON BARTALANFY.

Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur – unsur tersebut dengan lingkungan.

-          2. ANATOL RAPORT.

System adalah sekumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.

-          3. L. ACKOF.

System adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisisk yang terdiri dari bagian – bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

 

B.     B. KLASIFIKASI SISTEM

a.      a.  Deterministic System.

System dimana operasi – operasi yang terjadi didalamnya dapat ditentukan/ diketahui dengan pasti.

b.      b. Probalistik System.

System yang inpu dan prosesnya dapat didefenisikan, tetapi output yang dihasilkan tidak dapat ditentukan dengan pasti (selalu ada sedikit kesalahan / penyimpangan terhadap ramalan jalanya system)

C.    C. OPEN SISTEM.

Sistem yang mengalami pertukaran energi, materi atau informasi dengan lingkungannya. Sistem ini cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga dapat meneruskan eksistensinya.

D.    D. CLOSED SISTEM

Sistem fisik di mana proses yang terjadi tidak mengalami pertukaran materi, energi atau informasi dengan lingkungan di luar sistem tersebut.

E.     E. RELATIVELY CLOSED SISTEM

Sistem yang tertutup tetapi tidak tertutup sama sekali untuk menerima pengaruh-pengaruh lain. Sistem ini dalam operasinya dapat menerima pengaruh dari luar yang sudah didefinisikan dalam batas-batas tertentu.

F.     F. NATURAL SISTEM

Sistem yang dibentuk dari kejadian alam.

G.    G. MANNED SISTEM

Sistem penjelasan tingkah laku yang meliputi keikut sertaan manusia. Sistem ini dapat digambarkan dalam cara-cara sebagai berikut :

1.     1) Sistem manusia-manusia.

2.      2) Sistem manusia-mesin.

3.      3) Sistem mesin-mesin.

Perancang sistem lebih banyak menggunakan metode “Relatively Closed dan

Deterministik Sistem”, karena sistem ini dalam pengerjaannya lebih mudah meramalkan hasil yang akan diperoleh dan lebih mudah diatur dan diawasi.

b.      Metode Pengembangan Sistem Informasi Pada Organisasi Dakwah

1.      Metode Insourcing. Metode pengembangan sistam informasi yang hanya melibatkan sumber daya didalam suatu organisasi dakwah.

2.      Metode Co-Sourcing. Co-sourcing adalah sebuah model pengembangan sistem informasi yang melibatkan daya dukung komunikasi dan kerjasama antar tim atau kelompok kerja dalam organisasi dakwah dan penyedia layanan eksternal. Organisasi dan penyedia layanan eksternal memiliki tanggung jawab bersama untuk membangun, menyediakan dan mengoperasikan sistem informasi.

3.      Metode Outsourcing. Outsourcing merupakan salah satu metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya kepada pihak lain untuk melaksanakan proses pengembangan sistem informasi. Adapun bentuk kontrak outsourcing dapat dilakukan dengan beberapa alternatif, antara lain: menambahkan pengelolaan teknologi informasi dengan penambahan sumberdaya dari pihak luar, mengkontrakkan seluruh sistem secara utuh kepada pihak luar atau mengkontrakkan sebagian sistem, yaitu hanya sistem operasional dan fasilitasnya.

 

BAB II

PEMBAHASAN

a.    A. CIRI- CIRI SISTEM :

1.     1.  Organisasi.
2.     2. Interaksi.
  3. Interdependensi.
4.     4. Integrasi.

b.     B. KONSEP DASAR INFORMASI

-       1. DATA

Data adalah fakta dan angka yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, dan biasanya berbentuk catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan.

Data adalah fakta atau apaun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. Saat ini data tidak harusselalu dalam bentuk kumpulan huruf-huruf dalam bentuk kata atau kalimat tapi bias juga dalam bentuk suara,  gambar diam atau bergerak, baik dalam bentuk dua atau tiga dimensi.

Dalam pengembagan system informasi orang banyak terjebak dalam situasi dimana mereka mengumpulkan data terlebh dahulu tanpa tahu informasi yang diperlukan. Dalam menghasilkan informasi kita terlebih dahulu harus tahu bagaimana mengolah suatu data menjadi informasi setelah itu selanjutnya kita harus tahu informai apa yang diperlukan.

-      2.  INFORMASI

informasi adalah sekumpulan data yang telah diambil kembali, diolah, dan digunakan untuk kesimpulan, argumentasi atau sebagai dasar peramalan dan pengambilan keputusan. Dengan kata lain, data adalah bahan mentah informasi.

Tiga kemungkinan dalam proses peristiwa menjadi informasi

1)      Informasi dari hasil pengolahan yang dilakukan oleh seseorang diterima kembali oleh orang yang sama dan selanjutnya beberapa detik kemudian diolah untuk menghasilkan informasi yang lain.

2)    Peristiwa tertangkap oleh seseorang, kemudian diberikan kepada orang lain.

Proses pengolahan dilakukan dengan menggunakan alat selain otak manusia dan pengolahan yang terjadi mungkin terjadi lebih dari satu kali proses pengolahan walaupun demikian pada akhirnya informasi hasil pengolahan tersebut akan kembali pada manusia.

c.     3.  KOLERASI UNSUR – UNSUR DAKWAH DENGAN SYSTEM INFORMASI

Unsur-unsur dakwah yang terdiri dari, da`I, mad`u, metode, materi, dan media. Semuannya berhubungan dengan system informasi, dimana dengan system informasi kita bisa merencanakan segala hal yang berkaitan dengan proses dakwah. Semuanya dapat diuraikandan dijelaskan sebagai berikut;

Urgensi Informasi dalam Dakwah Islam;

1.     1) Pengambilan keputusan,

2.      2) Penyusunan perencanaan,

3.      3) Pengawasan,

4.      4) Evaluasi,

5.    Perumusan kebijakan

Sangat memerlukan data dan informasi sebagai bahan pendukung. Urgensi Mengenal Karakteristik Pesan moral Mad`u :

1)    1) Dasar Motivasi

2)    2) Memilih Materi

3)    3) Memilih Metoda

4)    4) Memilih Media dan Sarana

5)      Karakteristik Mad’u

Kedudukan Sistem Informasi  dalam pelaksanaan Dakwah menempati posisi yang signifikan dan strategis mengingat fungsi utamanya yang akan mengelola seluruh data/informasi perkembangan maupun hasil-hasil pelaksanaan kegiatan Dakwah di lapangan. Melalui SID diharapkan akan menjadi sarana yang efektif untuk memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan serta hasil kegiatan program Dakwah secara keseluruhan

Pada akhirnya, akurasi data serta informasi yang dihasilkan dari   tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambilan kebijakan dan keputusan stakeholders Dakwah dalam rangka perbaikan dan upaya penyempurnaan kinerja program Dakwah. Tingkat validitas dan realibilitas SIM  Dakwah sangat bergantung kepada penerapan manajemen data di semua tingkatan pelaku, oleh karena itu untuk menjamin agar pengelolaan manajemen data di semua tingkatan termonitor dengan baik.

Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah dalam kaitannya dengan sistem informasi dakwah, pada hakikatnya tidak memiliki perbedaan dengan unsur-unsr dakwah. Dalam Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Pendekatan Filosofis & Praktis karya Enjang AS, unsur-unsur dakwah dalam proses dakwah terdiri dari da'i (pelaku dakwah), maudu' (materi dakwah), uslub (metode dakwah), washilah (media dakwah), mad'u (objek dakwah) dan tujuan dakwah. Semua ini adalah unsur pokok dakwah yang berarti harus ada dan tidak bisa dipisahkan dalam proses dakwah sendiri, peran masing-masing unsur amat berkaitan dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Ada juga yang disebut sebagai iltizam,

Semangat memberikan kemudahan bagi pelaku dan penerima pesan dakwah mungkin merupakan salah satu atau sebagian harapan dengan adanya sistem yang memungkinkan setiap orang dengan mudah dan leluasa mengakses materi dakwah. Lewat media apapun, dakwah seharusnya mampu dihadirkan dengan indah. Sistem informasi dalam kaitannya dengan unsur-unsur dakwah, bisa jadi merupakan media 'brangkas' bagi materi-materi dakwah yang masih bersifat hard copy, atau juga receiver keluhan, tanggapan, atau sharing mad'u pada lembaga dakwah (feedback).

 

BAB III

KESIMPULAN

Unsur-unsur dakwah yang terdiri dari, da`I, mad`u, metode, materi, dan media. Semuanya berhubungan dengan system informasi, dimana dengan system informasi kita bisa merencanakan segala hal yang berkaitan dengan proses dakwah.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CONTOH SOAL DAN JAWABAN

  PAR   Isu Dan Fokus Masalah : r   Kondisi masyarakat yang begitu beragam. r   Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkunga...