PAR
Isu Dan Fokus Masalah :
r Kondisi masyarakat yang begitu beragam.
r Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dan,
r Kurangnya pemahaman masyarakat untuk memanfaatkan limbah organik.
r Kurangnya dukungan dari pemerintahan untuk mengembangkan usaha tersebut.
Alasan Memilih Subjek Dampingan :
r Sungai lematang Lahat Sumatera Selatan, banyaknya tumpukan sampah terus sehingga tinggi tanpa dilapisi dengan lapisan geotekstil dan saluran lindi yang merupakan limbah cair yang berasal dari sampah basah organik yang terkena air hujan.
r Masyarakat lahat di pingggiran sungai lematang resah, merasa pencemaran lingkungan sehingga terjadinya banjir akibat tumpukan sampah yang dibuang begitu saja dalam tempat pembuangan akhir tanpa perlakuan apapun.
r Keberadaan aparat keamanan sering tidak berfungsi maksimal.
r Upaya pemerintah sering mengalami kegagalan akibat orang membuah sampah di pinggiran sungai lematang.
Kondisi Subjek Dampingan Saat Ini :
r Jumlah tumpukan sampah dipinggiran sungai lematang sampai sekitar 150 m3 per hari.
r keterbatasan sarana dan prasarana, ketersediaan bak sampah dan pengetahuan tentang pengelolaan dan manfaat sampah.
Kondisi Subjek Dampingan Yang Diharapkan :
r Terbentuknya kesadaran masyarakat agar menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
r Menumbuh kembangkan semangat dan potensi yang sudah dimiliki di masyarakat.
r Menjadikan limbah sampah barang yang bernilai ekonomis.
Pihak-Pihak Yang terlibat Dan Bentuk Keterlibatannya :
r Kepala dinas pengelolaan pasar, kebersihan, dan keindahan Kota Kabupaten Lahat.
r Tokoh masyarakat se-kecamatan Kota Lahat (Sumatera Selatan).
r Pemda kota Lahat.
Metode Penelitian
1. Transec (penelusuran wilayah pendampingan)
2. Preliminary Mapping (pemetaan awal).
3. Focus Group Discussion (FGD) baik dengan komunitas, maupun dan stakeholder terkait.
4. Semi-structured interview (wawancara semi terstruktur).
5. Direvt Observation (observasi langsung).
6. Teknik-teknik PRA (parttisipatory rural appraisal) disesuaikan dengan situasi dan perkembangan penelitian.
7. Teknik-teknik lain, yang secara kreatif disusun dan diciptakan sesuai kebutuhan di lapangan.
Strategi Yang Dilakukan
1. Studi Pendahuluan
a.Pemetaan dan Perencanaan
b.Koordinasi dengan pihak terkait (pemda, pemuka masyarakat.)
c. Observasi
d.Pelaksanaan Pendampingan
e. Evaluasi
2. Pelaksanaan Program PAR
CONTOH RINGKASAN PAR
LINGKUP PEMBAHASAN
- Deskripsi Masalah (Kondisi Real Masyarakat Dampingan)
- Peta Wilayah Pendamping
Dalam hal tersebut maka data realnya itu melalui cara wawancara terhadap 40 orang, diantaranya perwakilan dari kalangan pemuda-pemudi dan orang tua masing-masing 10 orang.
- Peluang
1) Pendampingan warga dengan para ketua RT/RW untuk bermusyawarah dan melakukan kegiatan gotong-royong seminggu sekali, untuk menigkatkan pengetahuan dan kepedulian warga terhadap lingkungan Desanya.
2) Pendampingan warga dengan para ketua RT/RW untuk membangun dan meninggikan/melebarkan saluran air di desa Pasarkemis, agar daya tampung air besar dan tidak mudah meluap.
3) Penyediaan tempat sampah di rumah-rumah masing-masing yang dipisah menjadi 3 bagian (organik, non-organik/sampah tidak terpakai/tidak bisa di daur ulang, dan sampah daur ulang).
4) Adanya daya pendukung dari petugas kebersihan untuk memilah sampah kembali, yang layak jadi pupuk kompos dan yang bisa di daur ulang.
- Kelebihan
1) Dengan adanya kegiatan gotong royong dapat menciptakan suasana kekeluargaan dan terus menjaga silaturahim di antara para kalangan pemuda-pemudi dengan para orang tua (para warga) Des. Pasarkemis.
2) Menciptakan suasana yang asri, nyaman, bersih, dan bebas dari sampah maupun polusi di sekitar lingkungan Des. Pasarkemis.
3) Adanya pemisahan sampah organik bisa untuk dijadikan pupuk kompos, non-organik/sampah daur-ulang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas warga/bisa jadi sumber penghasilan.
- Kekurangan
Adapun kekurangannya dalam hal :
1) Kurangnya pengetahuan warga terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
2) Kurangnya kepedulian warga terhadap pentingnya akan gotong royong.
3) Tidak cukupnya daya tampung saluran air (selokan) akibat sampah yang menghambatnya sehingga air meluap ke jalan-jalan depan rumah warga.
4) Tempat sampah di rumah-rumah warga masih minim (seadanya).
- Hambatan
1) Kurangnya daya tampung saluran air (selokan) akibat saluran air yang kecil/daya tampungnya saluran air sedikit.
2) Lahan umum untuk tempat pembuangan sampah sulit dijangkau/terlalu jauh, sehingga warga malas membuangnya dan membiarkan box sampah di depan rumah menumpuk oleh sampah-sampah.
3) Tidak adanya pemisahan tempat sampah antara yang organik, non-organik/sampah daur-ulang.
4) Minimnya petugas kebersihan.
- Pohon Masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar